Belajar (&) Mengajar

Sabtu, 22 Februari 2020 0 komentar
Belajar (&) Mengajar
Dulu, ketika duduk dibangku Sekolah Dasar setiap kali ditanya ‘cita – citamu apa ? –Guru!’. Bahkan sampai sekolah menengah pertama-pun jawabannya selalu begitu, Guru.  Alasannya ? akupun gak tau pasti. Mungkin karena dasarnya aku suka belajar, dan waktu itu-ketika SD- melihat guruku mengajar, suka gitu.

Dan seiring berjalannya waktu, masuk Sekolah Menengah Atas dan kebetulan aku mengambil Sekolah Kejuruan cita citaku as Guru udah lenyap. Lupa. Menguar begitu saja. Sekarang, aku mahasiswa semester akhir, dengan jurusan Komputerisasi Akuntansi. Jauh dari cita – cita waktu kecil alias Guru.

Tapi, sekarang aku kadang dipanggil ‘bu’ oleh anak -  anak yang belajar dirumahku. Yap, aku open the door untuk anak – anak yang mau belajar. Hampir setiap hari, bahkan kadang malem minggu pun tetep ada yang datang ke rumah untuk belajar.

Kegiatanku mengajar anak – anak ini sudah sejak aku kelas menengah kejuruan, hampir lima tahun –wow, aku sendiri enggak sadar kalau sudah selama itu. selalu meluangkan waktu satu sampai dua jam untuk mengajar setiap hari. Capek pasti, apalagi ketika baru pulang dari kampus, nyampai dirumah petang memasuki sholat maghrib, kemudian anak – anak datang yang artinya aku belum sempat membersihkan diri alias belum mandi-hihihi. Aku mengajar mereka as best as i can. And iam enjoying that.

Besides that, aku justru juga belajar dari anak – anak itu. belajar sabar, belajar lemah lembut, dan juga ilmu – ilmu baru yang belum pernah aku dapatkan. Apalagi, kurikulum yang berlaku dijamanku sekolah sd dulu berbeda dengan kurikulum sekarang, melihat tingkah, sikap bahkan ucapan mereka terkesan tulus dan bersungguh – sungguh ketika bercerita and that always surprising me.

Oh, iya. Aku enggak meminta bayaran dan aku enggak menerima bayaran. Ya karena, bagiku ilmu yang ku punya –ilmu yang enggak seberapa ini alias ilmu ku yang super duper masih sedikit- gratis untuk yang membutuhkan.

Kalau kata ibuku, beliau bilang ‘biar ini menjadi moment dan kesempatan untuk mengukur ilmu yang Dyah punya. Tidak perlu diganjar dengan uang atau bayaran’ itu kata ibuku ketika ada beberapa ibu – ibu datang kerumah dengan membawa beberapa lembar uang untukku, yang tentu saja aku tolak. At the end, ucapan ‘terimakasih yang tulus dari orang tua anak – anak’, kabar beberapa anak yang sudah bisa berhitung yang sebelumnya enggak bisa berhitung, atau ocehan senang dari anak – anak ketika mendapat nilai baik. Kabar – kabar baik itu semacam bayaran untukku, those more precious than just some money. And Those enough for make me happy.

Sekarang aku sadar, gak perlu title untuk menjadi guru. Setiap orang adalah guru dan setiap orang adalah murid.

At last, ini foto anak - anak ketika belajar. Doa'kan aku selalu semangat belajar dan menularkan ilmuku untuk lainnya.
Dokumen pribadi

Dokumen pribadi
Sekian dari saya, Salam hangat dari kami [aku dan anak - anak] 😊
See you on the next post 💜

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Catatan dy | TNB